Santa Mars

Laki-laki, 18 tahun

Malang, Indonesia

Banggalah pada dirimu sendiri, Meski ada yang tak Menyukai. Kadang mereka membenci karena Mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.
::
Start
Windows 8 SM Versi 3
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Thursday 6 June 2013

Rezeki

Kumpulan cerita di balik kehidupan- Pengertian Rezeki Secara etimologi berasal dari kata "razaqa" yang berarti memberi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata ini  memiliki dua arti yaitu, Pertama,  adalah segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Allah) berupa makanan sehari-hari, nafkah. Kedua, yaitu kata kiasan dari penghidupan, pendapatan (uang dan sebagainya yang digunakan untuk memelihara kehidupan), keuntungan, kesempatan, mendapatkan makan dan sebagainya. Dalam prespektif Islam rezeki merupakan anugerah atau nikmat yang dikaruniakan Allah Swt. kepada manusia untuk keperluan jasmani dan rohani mereka. Seperti makan, ilmu dan sebagainya. Maksudnya yaitu "makanan dari Tuhan.", "pemberian dari Tuhan", "bekal dari Tuhan", dan anugerah dari langit. Semua yang mengandung konotasi sama yaitu Allah, Sang pemberi rahmat sebenar-benanya kepada makhluk penghuni alam semesta.[2]Sebagaimana Firman-Nya:
3.  Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan  kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain Dia; Maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? ( al-Fāthir/35 : 3).
Tafsirnya:
 Wahai manusia, ingatlah kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah kepada kalian dengan cara mensyukurinya melalui hati, lisan, dan segala anggota tubuh. Orang yang taat kepada-Nya berarti telah benar-benar bersyukur  kepada-Nya dan orang yang bermaksiat berarti telah kufur terhadap-Nya. Wahai manusia, apakah kalian tahu betul bahwa ada yang menciptakan kalian selain Allah yang bisa memberi kalian dari langit berupa hujan, dari bumi berupa buah-buahan, tanaman, barang tambang, dan lain sebagainya?
Sungguh tidak ada Tuhan selain Dia. Lantas, bagaimana bisa kalian enggan untuk taat, mengesakan, dan beribadah kepada-Nya setelah mengetahui segala nikmat dan kebaikan yang diberikan-Nya kepada kalian.[3]
Allah berfirman:
26. Allah meluaskan  dan menyempitkannya bagi siapa yang dia kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). ( Ar-Ra'd/13: 26).
Tafsirannya:
            Allah Swt. menuturkan, bahwa Dia-lah yang meluaskan rezeki bagi siapa yang dikehendaki, dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki, karena  karena Dia-lah yang memiliki hikmah kebijaksanaan dan keadilan untuk melakukan hal tersebut. Orang-orang kafir pun gembira dengan apa yang mereka dapatkan dari kehidupan di dunia ini, padahal rezeki yang diperoleh didunia ini hanyalah tipuan dan penangguhan bagi mereka.[4] Seperti firman Allah Swt:
55. Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),
56. Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, Sebenarnya mereka tidak sadar.[5] (al-Mu'minūn/23: 55-56).
            Kemudian, Dia berfirman bahwasanya kehidupan dunia ini lebih rendah derajatnya, jika dibandingkan dengan apa yang disediakan Allah Swt. untuk sekalian hamba-Nya yang beriman di  akhirat.[6]  Firman Allah:
185…Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Ali 'Imrān/3: 185). 
>Allah  Swt Akan Memberikan Rezeki Kepada Semua Makhluknya
              Semua makhluk hidup di dunia ini mendapat rezeki  dari Allah Swt. baik manusia, hewan, dan tumbuhan. Mereka semua mendapatkan rezeki sesuai dengan kadarnya masing-masing, dan cara mendapatkannya pun dengan caranya masing-masing. Allah memberikan rezeki kepada manusia tanpa pilih kasih dan tanpa membedakan setatus keimanannya, baik ia mukmin maupun kafir.  Semuanya diberikan rezeki. Sebagaimana firman Allah Swt:
6. Dan tidak ada suatu binatang melata[7]pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya,….(Hūd/11: 6).
     1. Istigfār dan Taubat
            Istigfār dan taubat merupakan salah satu hal yang dapat melapangkan rezeki. Karena setiap kali seorang hamba beristigfār dan mengakui semua kesalahannya dihadapan Allah Swt. dan bertaubat  tidak akan mengulanginya lagi, sesungguhnya dalam istigfār dan taubatnya terbukalah pintu rezeki baginya. Sebagaimana firman Allah Swt:

10. Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun,
11.  Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
12. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Nūh/71: 10-12).
     2.  Shadaqah di jalan Allah Swt
            Rezeki yang telah Allah limpahkan kepada hamba-Nya tidak akan pernah berkurang jika mereka menggunakannya di jalan yang diridai Allah Swt. Karena apa yang mereka shaqahkan di jalan Allah Swt akan dilipat gandakan pahalanya di dunia[9]maupun di akhirat kelak. Firman Allah Swt:

261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[10] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. ( al-Baqarah/2: 261).
3. Taqwa
Taqwa memiliki arti mentaati dan mengerjakan segala perintah Allah Swt dan menjauhi atau meninggalkan segala larangan-Nya. Untuk orang yang bertaqwa secara khusuh Allah Swt. akan memberikannya rezeki dengan menghilangkan segala kesulitan baik di dunia maupun di akhirat kelak dan memberikan dia rezeki yang tidak kira-kira akan kedatangannya. Firman Allah Swt:
2…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (ath-Thallāq/65:2-3).
4. Berhijrah di Jalan Allah Swt
 Maksud hijrah disini adalah berpindah dari tempat yang penuh dengan kemaksiatan dan buruk ke tempat yang dapat menjaga dan menyelamatkan ibadah dan agama. Sebagaimana yang pernah diperaktekkan oleh Nabi Saw. beserta para sahabatnya yang berhijrah dari Mekah ke Madinah, sehingga dengan hijrahnya beliau ke Madinah, Nabi Saw. dapat leluasa menyebarkan Islam dan beribadah di kota tersebut.
5. Bertawakkal kpd Allah swt.
Tawakal di sini adalah melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan menyakini bahwa Allah Swt. akan memberikan rezeki kepada kita dengan berbagai cara  berdasarkan kehendak-Nya. Firman Allah:
3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (ath-Thallāq/65: 3).
            Manusia adalah makhluk berakal yang diberikan kelebihan dari makhluk selainnya. Oleh karena itu, manusia dianjurkan mencari rezeki dari Allah Swt. di sepenjuru bumi ini. Hal ini disebabkan karena setiap manusia memiliki rezekinya masing-masing yang sudah ditentukan oleh Allah Swt. hanya saja rezeki adalah hal yang tidak dapat diraba oleh alam fikiran manusia dan datangnya kedatangannya tidak diperidiksi dan diramalkan. Meski demikian, kita sebagai manusia wajib mencarinya dengan jalan yang baik dan halal.
            Adapun batasan rezeki dalam kehidupan terbatas bagi orang-orang kafir, karena mereka akan mendapatkannya hanya di dunia, lain halnya dengan orang mukmin, mereka mendapatkan rezeki baik di kehidupan dunia maupun di akhirat kelak.


 >Kesimpulan
            Dari penjelasan  di atas, dapat disimpulkan bahwa rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan Allah Swt. kepada seluruh makhluk-Nya, baik berupa materil maupun imateril untuk memenuhi keperluan mereka untuk bertahan hidup dan  dapat dimanfaatkan oleh jasmani dan rohani.
            Sebagai manusia, kita harus senantiasa berusaha untuk memperoleh rezeki yang telah dijanjikan oleh Allah akan dipenuhi sebagai kebutuhan hambanya dengan harapan rezeki  ketika di dunia dan ia juga memperingatkan agar jangan melupakan rezeki di akhirat. Karena rezeki di sana akan kekal abadi.
            Oleh karenanya, banyak metode yang mesti ditempuh agar  pintu rezeki tersebut terbuka lebar, di antaranya:
1.      Istigfar dan taubah
2.      Shadaqah di jalan Allah
3.      Taqwa
4.      Bertawakal kepada Allah Swt.
             



[1]Http: // Teramisyu. Woropress. Com / 2008 /01/ 05/ Tugas- Tafsir – Maudhui ( didownload  4 Juni 2011).
[2]Http: // Teramisyu. Woropress. Com / 2008 /01/ 05/ Tugas- Tafsir – Maudhui (didownload  4 Juni 2011).
[3]A'idh Al-Qarni, Tafsir Muyassar, terj. Tim Qisthi press, ( Jakarta: Qisthi Press, 2007), Jilid. III, 463.
[4]Abdullah bin Muhammad, Lubāb al-Tafsīr min Ibn Katsīr ( Jakarta Pustaka Imam Syafi'i, 2008), Jilid. VIII, 498.
[5]lihat surat at Taubah ayat 55, dan lihat surat Ali Imran ayat 178.
[6]Abdullah bin Muhammad, Lubāb al-Tafsīr min Ibn Katsīr, 498.  
[7]yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
    [8]Http: // Teramisyu. Woropress. Com / 2008 /01/ 05/ Tugas- Tafsir – Maudhui ( didownload  4 Juni 2011).                    
[9]Realitasnya, tidak ada orang yang melarat karena banyak berhadaqah.
[10]Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
[11]Http: // Teramisyu. Woropress. Com / 2008 /01/ 05/ Tugas- Tafsir – Maudhui (didownload  4 Juni 2011).

0 komentar: