Kumpulan cerita di balik kehidupan- Pengertian Rezeki Secara etimologi berasal dari kata
"razaqa" yang berarti memberi. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia kata ini memiliki dua arti
yaitu, Pertama, adalah segala
sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Allah)
berupa makanan sehari-hari, nafkah. Kedua, yaitu kata kiasan dari
penghidupan, pendapatan (uang dan sebagainya yang digunakan untuk memelihara
kehidupan), keuntungan, kesempatan, mendapatkan makan dan sebagainya. Dalam
prespektif Islam rezeki merupakan anugerah atau nikmat yang dikaruniakan Allah
Swt. kepada manusia untuk keperluan jasmani dan rohani mereka. Seperti makan,
ilmu dan sebagainya. Maksudnya yaitu "makanan dari Tuhan.",
"pemberian dari Tuhan", "bekal dari Tuhan", dan anugerah
dari langit. Semua yang mengandung konotasi sama yaitu Allah, Sang pemberi
rahmat sebenar-benanya kepada makhluk penghuni alam semesta.[2]Sebagaimana
Firman-Nya:
3. Hai manusia,
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat
memberikan kepada kamu dari langit dan
bumi ? tidak ada Tuhan selain Dia; Maka mengapakah kamu berpaling (dari
ketauhidan)? ( al-Fāthir/35 : 3).
Tafsirnya:
Wahai manusia, ingatlah kenikmatan yang telah diberikan
oleh Allah kepada kalian dengan cara mensyukurinya melalui hati, lisan, dan
segala anggota tubuh. Orang yang taat kepada-Nya berarti telah benar-benar
bersyukur kepada-Nya dan orang yang
bermaksiat berarti telah kufur terhadap-Nya. Wahai manusia, apakah kalian tahu
betul bahwa ada yang menciptakan kalian selain Allah yang bisa memberi kalian
dari langit berupa hujan, dari bumi berupa buah-buahan, tanaman, barang
tambang, dan lain sebagainya?
Sungguh
tidak ada Tuhan selain Dia. Lantas, bagaimana bisa kalian enggan untuk taat,
mengesakan, dan beribadah kepada-Nya setelah mengetahui segala nikmat dan
kebaikan yang diberikan-Nya kepada kalian.[3]
Allah
berfirman:
26. Allah meluaskan
dan menyempitkannya bagi siapa yang dia kehendaki. mereka bergembira
dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan)
kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). ( Ar-Ra'd/13: 26).
Tafsirannya:
Allah Swt. menuturkan, bahwa Dia-lah
yang meluaskan rezeki bagi siapa yang dikehendaki, dan menyempitkannya bagi
siapa yang dikehendaki, karena karena
Dia-lah yang memiliki hikmah kebijaksanaan dan keadilan untuk melakukan hal
tersebut. Orang-orang kafir pun gembira dengan apa yang mereka dapatkan dari
kehidupan di dunia ini, padahal rezeki yang diperoleh didunia ini hanyalah
tipuan dan penangguhan bagi mereka.[4]
Seperti firman Allah Swt:
55. Apakah
mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu
(berarti bahwa),
56. Kami bersegera memberikan
kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, Sebenarnya mereka tidak sadar.[5] (al-Mu'minūn/23: 55-56).
Kemudian,
Dia berfirman bahwasanya kehidupan dunia ini lebih rendah derajatnya, jika dibandingkan
dengan apa yang disediakan Allah Swt. untuk sekalian hamba-Nya yang beriman
di akhirat.[6] Firman Allah:
185…Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. (Ali 'Imrān/3: 185).
>Allah Swt Akan Memberikan Rezeki Kepada Semua
Makhluknya
Semua makhluk
hidup di dunia ini mendapat rezeki dari
Allah Swt. baik manusia, hewan, dan tumbuhan. Mereka semua mendapatkan rezeki
sesuai dengan kadarnya masing-masing, dan cara mendapatkannya pun dengan
caranya masing-masing. Allah memberikan rezeki kepada manusia tanpa pilih kasih
dan tanpa membedakan setatus keimanannya, baik ia mukmin maupun kafir. Semuanya diberikan rezeki. Sebagaimana firman
Allah Swt:
6. Dan tidak ada suatu binatang melata[7]pun
di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya,….(Hūd/11: 6).
1. Istigfār dan Taubat
Istigfār
dan taubat merupakan salah satu hal yang dapat melapangkan rezeki. Karena
setiap kali seorang hamba beristigfār dan mengakui semua kesalahannya dihadapan
Allah Swt. dan bertaubat tidak akan
mengulanginya lagi, sesungguhnya dalam istigfār dan taubatnya terbukalah pintu
rezeki baginya. Sebagaimana firman Allah Swt:
10. Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, -sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun,
11. Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu
dengan lebat,
12.
Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
(Nūh/71: 10-12).
2. Shadaqah di jalan Allah Swt
Rezeki
yang telah Allah limpahkan kepada hamba-Nya tidak akan pernah berkurang jika
mereka menggunakannya di jalan yang diridai Allah Swt. Karena apa yang mereka
shaqahkan di jalan Allah Swt akan dilipat gandakan pahalanya di dunia[9]maupun
di akhirat kelak. Firman Allah Swt:
261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[10]
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia
kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (
al-Baqarah/2: 261).
3. Taqwa
Taqwa memiliki arti mentaati dan
mengerjakan segala perintah Allah Swt dan menjauhi atau meninggalkan segala
larangan-Nya. Untuk orang yang bertaqwa secara khusuh Allah Swt. akan
memberikannya rezeki dengan menghilangkan segala kesulitan baik di dunia maupun
di akhirat kelak dan memberikan dia rezeki yang tidak kira-kira akan
kedatangannya. Firman Allah Swt:
2…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan
mengadakan baginya jalan keluar.
3. Dan memberinya rezki dari arah yang
tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu. (ath-Thallāq/65:2-3).
4.
Berhijrah
di Jalan Allah Swt
Maksud hijrah disini adalah berpindah dari
tempat yang penuh dengan kemaksiatan dan buruk ke tempat yang dapat menjaga dan
menyelamatkan ibadah dan agama. Sebagaimana yang pernah diperaktekkan oleh Nabi
Saw. beserta para sahabatnya yang berhijrah dari Mekah ke Madinah, sehingga
dengan hijrahnya beliau ke Madinah, Nabi Saw. dapat leluasa menyebarkan Islam
dan beribadah di kota tersebut.
5. Bertawakkal kpd Allah swt.
Tawakal di sini adalah melaksanakan
pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan menyakini bahwa Allah Swt. akan memberikan
rezeki kepada kita dengan berbagai cara
berdasarkan kehendak-Nya. Firman Allah:
3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (ath-Thallāq/65:
3).
Manusia adalah makhluk berakal yang
diberikan kelebihan dari makhluk selainnya. Oleh karena itu, manusia dianjurkan
mencari rezeki dari Allah Swt. di sepenjuru bumi ini. Hal ini disebabkan karena
setiap manusia memiliki rezekinya masing-masing yang sudah ditentukan oleh
Allah Swt. hanya saja rezeki adalah hal yang tidak dapat diraba oleh alam
fikiran manusia dan datangnya kedatangannya tidak diperidiksi dan diramalkan.
Meski demikian, kita sebagai manusia wajib mencarinya dengan jalan yang baik
dan halal.
Adapun batasan rezeki dalam
kehidupan terbatas bagi orang-orang kafir, karena mereka akan mendapatkannya
hanya di dunia, lain halnya dengan orang mukmin, mereka mendapatkan rezeki baik
di kehidupan dunia maupun di akhirat kelak.
>Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan Allah Swt. kepada seluruh
makhluk-Nya, baik berupa materil maupun imateril untuk memenuhi keperluan
mereka untuk bertahan hidup dan dapat
dimanfaatkan oleh jasmani dan rohani.
Sebagai
manusia, kita harus senantiasa berusaha untuk memperoleh rezeki yang telah
dijanjikan oleh Allah akan dipenuhi sebagai kebutuhan hambanya dengan harapan
rezeki ketika di dunia dan ia juga
memperingatkan agar jangan melupakan rezeki di akhirat. Karena rezeki di sana
akan kekal abadi.
Oleh
karenanya, banyak metode yang mesti ditempuh agar pintu rezeki tersebut terbuka lebar, di
antaranya:
1. Istigfar
dan taubah
2.
Shadaqah di
jalan Allah
3.
Taqwa
4.
Bertawakal
kepada Allah Swt.
[1]Http: // Teramisyu. Woropress. Com
/ 2008 /01/ 05/ Tugas- Tafsir – Maudhui ( didownload 4
Juni 2011).
[2]Http: // Teramisyu. Woropress. Com
/ 2008 /01/ 05/ Tugas- Tafsir – Maudhui (didownload 4
Juni 2011).
[3]A'idh Al-Qarni, Tafsir
Muyassar, terj. Tim Qisthi press, ( Jakarta: Qisthi Press, 2007),
Jilid. III, 463.
[4]Abdullah bin Muhammad, Lubāb al-Tafsīr min Ibn Katsīr (
Jakarta Pustaka Imam Syafi'i, 2008), Jilid. VIII, 498.
[5]lihat surat at
Taubah ayat 55, dan lihat surat Ali Imran ayat 178.
[7]yang dimaksud
binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[9]Realitasnya, tidak ada orang yang
melarat karena banyak berhadaqah.
[10]Pengertian menafkahkan harta di
jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan,
rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
[11]Http: // Teramisyu. Woropress. Com
/ 2008 /01/ 05/ Tugas- Tafsir – Maudhui (didownload 4
Juni 2011).
0 komentar:
Post a Comment