Allah Swt memilih beberapa
nama bagi wahyu-Nya, yang berbeda sekali dari bahasa yang biasa digunakan
masyarakat Arab untuk penamaan sesuatu[1].
Nama-nama itu mengandung makna yang berbias dan memiliki akar kata. Di antara
beberapa nama itu yang paling terkenal ialah al-Kitab dan al-Qur’an.
contoh lain ialah ayat yang turun dalam perang Tabuk. Pernah tabuk itu terjadi pada musim panas yang berat sekali, seperti dinyatakan dalam Qur`an .
Pengetahuan tentang makki dan madani banyak faedahnya diantaranya:
Wahyu dinamakan al-Kitab
yang menunjukan pengertian bahwa wahyu itu dirangkum dalam bentuk
tulisan yang merupakan kumpulan huruf-huruf
dan menggambarkan ucapan (lafadz). Adapun poenamaan wahyu
itu dengan al-Qur’an memberikan pengertian bahwa wahyu itu tersimpan di
dalam dada manusia mengingat nama al-Qur’an sendiri berasal dari kata qira’ah
(bacaan) dan di dalam kata qira’ah terkandung makna: agar selalu diingat.
Sekalipun dua penamaan
tersebut masing-masing berasal dari bahasa Aramia "gambaran Huruf "
dan kata qira’ah dalam bahasa tersebut mempunyai arti tilawah (bacaan)
– namun penamaan wahyu dengan al-Kitab atau al-Qur’an terasa wajar sekali,
karena wahyu yang diturunkan Allah kepada Muhammad saw dalam semua periode
sejarahnya memiliki keistimewaan.
Demikianlah akan kita lihat Qur`an surah makkiyah itu
penuh dengan ungkapan-ungkapan yang kedengarannya sangat keras ditelinga,
huruf-hurufnya seolah melontarkan api ancaman dan siksaan, masing-masing
sebagai penahan dan pencegah, sebagai suara pembawa malapetaka, seperti dalam
surah Qari`ah, Ghasyiah dan Waqi`ah, dengan huruf-huruf hijaiyah pada permulaan
surah, dan ayat-ayat berisi tantangan di dalamnya, nasib umat-umat terdahulu,
bukti-bukti alamiyah dan yang dapat diterima akal. Semua ini menjadi ciri-ciri
Qur`an surah makkiah.
Dengan
mengetengahkan hal-hal tersebut di atas, kita bisa merumuskan masalah yang akan kita
bahas selanjutnya
sebagai berikut:
- Pengertian al-Maki wa al-Madani
- Perhatian Para Ulama terhadap Surah Makki dan Madani.
- Contoh Ilmul Makki dan Madani
- FaedahMengetahui Makkiah dan Madaniah
Ada beberapa definisi tentang al-Maki dan al-Madani
yang diberikan oleh ulama. Sebagian ulama ada yang menetapkan kriteria penentuan
Makiyyah dan Madaniyyah berdasarkan lokasi (wilayah, geografis). Bahkan, ada
sebagian ulama yang mendasarkan penentuan Makiyyah atau Madaniyyah sebuah surat
atau ayat berdasarkan masa nuzul surat atau ayat.[2]
Ulama yang
merumuskan Makiy dan Madaniy berdasarkan teori geografis (lokasi,
kawasan) sebagai berikut:
“al-Makiy adalah ayat atau surat yang dinuzulkan di
mekkah, kendati terjadi setelah hijrah, sedangkan al-Madaniy adalah ayat atau
surat yang dinuzulkan di Madinah.”
Berdasarkan rumusan di atas, Makiyyah adalah semua
surat yang dinuzulkan di wilayah Mekah dan sekitarnya, seperti, Mina, Arafah,
al-Hudaibiyyah dan lain-lain. Sedangkan Madaniyyah adalah semua surat atau ayat
yang dinuzulkan di wilayah Madinah dan sekitarnya, seperti Badar, Uhud dan
lain-lain. Namun, rumusan di atas dianggap belum tentu karena tidak memenuhi
unsur jâmi’ dan mâni’.
Sedangkan ulama yang merumuskan al-Maki wa al-Madani
berdasarkan sasaran seruan (khithâb) sebagai berikut:
“al-Makiy adalah surat atau ayat Alquran yang
khithabnya untuk penduduk Mekkah, sedangkan al-Madaniy adalah surat atau ayat
Alquran yang khithabnya untuk penduduk Madinah.”
Adapun ulama yang mendasarkan rumusan al-Makiy dan
al-Madani pada kriteria masa nuzul sebagai berikut:
“al-Makiy adalah surat atau ayat yang dinuzulkan
sebelum Nabi hijrah, kendati nuzul ayat atau surat itu di Madinah, sedangkan
al-Madaniy adalah ayat atau surat yang dinuzulkan setelah beliau hijrah,
kendati nuzul surat atau ayat itu di Mekkah.”
Para ulama begitu tertarik untuk menyelidiki
surah-surah makki dan madani. Mereka meneliti Qyr`an ayat demi ayat dan
surah-demi surah untuk ditertibkan, sesuai dengan nuzulnya, dengan
memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka
mengumpulkan antara waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan
ketentuan cermat yang memberikan pada peneliti obyektif, gambaran mengenai penyelidikan, ilmiah tentang ilmu makki dan madani. Dan
itu pula sikap ulama kita dalam melakukan pembahasan-pembahasan terhadap aspek
kajian Qur`an lainnya.
Memang suatu usaha besar bila seorang peneliti
meneliti turunnya wahyu dalam segala tahapannya, mempelajari ayat-ayat Qur`an
sehingga dapat meentukan wahyu dan tempat turunnya, serta dengan bantuan tema
surah atau ayat, merumuskan kaidah-kaidah analogis unutuk menentukan apakah
sebuah seruan itu termasuk makki atau madani, ataukah ia merupakan tema-tema
yang menjadi titik tolak dakwah di mekkah atau dimadinah.
Apa bila sesuatu masalah masih belum jelas bagi
seorang peneliti karena terlalu banyak alasan yang berbeda-beda, maka ia
kumpulkan, perbandingan dan mengklasifikasikannya,
mana yang serupa dan mana yang turun di mekkah dan mana pula yang serupa dengan
yang turun di madinah.
Apa bila ayat-ayat itu turun disuatu tempat, kemusian
oleh seorang sahabat dibawa segara setalah diturunkan untuk disampaikan di
tempat lain, maka para ulama pun akan menetapkan seperti itu. Mereka berkata :
` apa yang dibawa dari mekkah ke madinah, dan ayat yang dibawa dari madinah ke
mekkah.`
Abul Qasim al- Hasan bin Muhammad bin Habib an-
Naisaburi menyebutkan dalam kitabnya at-Tanbih `ala Fadli `Ulumil Qur`an : `
Diantara ilmu-ilmu Qur`an yang paling mulia adalah ilmu tentang nuzul Quran dan
daerahnya, urutannya turunnya di mekkah dan madinah, tentang yang diturunkan di
mekkah tapi hukumnya madani dan sebaliknya, yang diturnkan di mekkah mengenai
penduduk madinah dan sebaliknya.
Yang serupa dengan yang diturunkan di mekkah ( makki ) tetapi termasuk madani
dan sebaliknya, dan tentang yang diturunkan di Juhfah, di baitul Maqdis, di
Thaif atau di Hudaibiah. Demikian juga yang diturunkan tentang yang diturunkan
di waktu malam, di waktu siang. Diturunkan secara bersama-sama,2 atau yang
diturunkan secara tersendiri, ayat-ayat madaniah dan surat-surat makiah, ayat-ayat dari surat madaniah; yang dibawa dari mekkah
dari madinah dan yang dibawa dari madinah ke mekkah, yang dibawa dari mekkah ke
Abisini, yang diturunkan dalam bentuk global dan yang telah di jelaskan, serta
yang di perselisihkan sehingga sebagian orang mengatakan madani dan sebagian
lain mengatakan makki.
Itu semua ada dua puluh lima macam. Orang yang tidak mengetahuinya dan tak dapat membeda-bedakannya,
ia tidak berhak berbicara tentang Qur`an.`
Para ulama sangat memperhatikan Qur`an dengan cermat. Mereka menerbitkan surah-surah sesuai dengan tempat
turunnya, mereka mengatakan misalnya : ` surah ini diturunkan setelah surah
itu` dan bahkan lebih cermat lagi sehingga mereka membedakan antara yang
diturunkan dimalam hari dengan yang diturunkan disiang hari, antara yang
diturunkan di musim panas dengan yang diturunkan di musim dingin, dan antara
yang diturunkan diwaktu sedang berada dirumah dengan yang diturunkan disaat
bepergian.
Yang
terpenting dipelajari para ulama dalam pembahasan ini adalah :
1. Yang diturunkan di mekkah,
2. Yang diturunkan di madinah,
3. Yang diperselisihkan,
4. Ayat-ayat makiah dalam surah-surah madaniah,
5. Ayat-ayat madinah dalam surat makkiah,
6. Yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani,
7. Yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani,
8. Yang serupa dengan yang diturunkan di mekkah ( makki ) dalam kelompok madani,
9. Yang serupa dengan yang diturunkan di madinah ( madani ) dalam kelompok makki;
10. Yang dibawa dari mekkah ke madinah,
11. Yang dibawa dari madinah ke mekkah,
12. Yang turun di waktu malam dan siang,
13. Yang turun dimusim panas dan dingin,
14. Yang turun diwaktu menetap dan dalam perjalanan.
1. Yang diturunkan di mekkah,
2. Yang diturunkan di madinah,
3. Yang diperselisihkan,
4. Ayat-ayat makiah dalam surah-surah madaniah,
5. Ayat-ayat madinah dalam surat makkiah,
6. Yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani,
7. Yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani,
8. Yang serupa dengan yang diturunkan di mekkah ( makki ) dalam kelompok madani,
9. Yang serupa dengan yang diturunkan di madinah ( madani ) dalam kelompok makki;
10. Yang dibawa dari mekkah ke madinah,
11. Yang dibawa dari madinah ke mekkah,
12. Yang turun di waktu malam dan siang,
13. Yang turun dimusim panas dan dingin,
14. Yang turun diwaktu menetap dan dalam perjalanan.
Inilah
macam-macam ilmu Qur`an yang pokok, berkisar disekitar makki dan madani, oleh
karena dinamakan ` ilmul makki dan madani` .
Beberapa contoh :
Beberapa contoh :
- Yang diturunkan di mekkah atau Madinah
- Yang diperselisihkan
Selain yang
disebutkan diatas adalah surat makki, yaitu delapan puluh surah, maka jumlah
surah-surah Qur`an itu semuanya seratus empat belas surah.
- Ayat-ayat makiah dalam surat madaniah.
Karena itu dalam penamaan surat sering disebutkan
bahwa surah itu makkiah kecuali ayat `anu` adalah madaniah. Dan surah ini
madaniah kecuali ayat `anu` adalah makkiah. Demikianlah kita jumpai didalam
mushaf-mushaf Qur’an.
Disekian
contoh ayat-ayat makkiah dalam surah madaniah ialah surat al-Anfal itu madaniah tetapi banyak ulama mengecualikan ayat :
Artinya:
`Dan ,
ketika orang-orang kafir memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan
memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya
dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.( al-Anfal
: 30).
Mengenai ayat ini Muqatil mengatakan : ` ayat ini di
turunkan di mekkah, dan memang pada lahirnya memang demikian, sebab ia
mengandung apa yang dilakukan orang musyrik di Darun Nadwah ketika mereka
merencanakan tipu daya terhadap Rasulullah SAW sebelum hijrah`. Sebagian para
ulama mengecualikan pula ayat :
Artinya:
Wahai Nabi,
cukuplah Allah dan orang-orang mukmin yang mengikutimu menjadi penolongmu`. (al-Anfal: 64 ).
Mengingat
hadis yang dikrluarkan oleh al-Bazar dari Ibn Abbas, bahwa ayat itu diturunkan
ketika Umar bin Khatab masuk Islam.
- Ayat-ayat madaniah dalam surah makkiah,
Dan surah
al-Hajj adalah makkiah kecuali tiga ayat diturunkan di madinah, dari awal
firman Allah: `Inilah dua golongan yang bertengkar mengenai Tuhan mereka.`(al-Hajj:
19-21 ).
- yat yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani.
Yang artinya:`Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.(al-Hujurat: 13 ).
Ayat ini diturunkan di mekkah pada hari pertama
penaklukan kota mekkah. Tetapi sebenarnya madaniah karena diturunkan sesudah
hijrah; di samping itu seruannya pun bersifat umum. Ayat seperti ini oleh para
ulama tidak dinamakan makki dan tidak pula dinamakan madani, secara pasti
tetapi mereka katakan `Ayat yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani`.
- Ayat yang diturunkan di madinah sedang hukumnya makkah.
- Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di mekkah ( makki ) dalam madani.
- Yang serupa dengan yang diturunkan di madinah ( madani ) dalam makki.
As-Suyuti mengatakan ` perbuatan keji adalah setiap
dosa yang ada sanksinya. Dosa-dosa besar adalah setiap dosa yang mengakibatkan
neraka. Dan kesalahan-kesalahan kecil ialah apa yang terdapat diantara kedua
batas dosa-dosa diatas. Sedang di mekkah belum ada sanksi dan yang serupa dengannya.` 4.
- Ayat yang dibawa dari mekkah ke madinah.
Kemudian datang pula Umar bin Khatab sebagai orang
yang kedua puluh. Baru setelah itu datanglah Nabi. Aku melihat penduduk madinah
bergembira setelah aku membacakan sabbihisma rabbikal a`la dari antar surah
yang semisal dengannya.`
Pengertian ini cocok denga Quran yang dibawa oleh
golongan Muhajirin, lalu mereka ajarkan kepada kaum anshar.
- Yang dibawa dari madinah ke mekkah.
- Ayat yang turun dimalam hari dan pada siang hari.
Kemudian katanya ` Celakalah orang yang membacanya, tetapi tidak memikirkannya.`
Contoh lain ialah tiga orang yang tidak ikut berperang. Terdapat dalam Sahih Bukahri dan Muslim. Hadis Ka`ab : Allah menerima taubat kami pada sepertiga malam yang terakhir.`
Contoh lain ialah tiga orang yang tidak ikut berperang. Terdapat dalam Sahih Bukahri dan Muslim. Hadis Ka`ab : Allah menerima taubat kami pada sepertiga malam yang terakhir.`
Contoh lainnya ialah awal surat al-Fath, terdapat
dalam sahih Bukhari dari hadis Umar : ` Telah diturunkan kepadaku pada malam
ini sebuah surah yang lebih aku sukai dari apa yan telah disinari oleh
matahari.` Kemudian beliau membacakan ` Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu
kemenangan yang nyata.`
- Yang turun dimusim panas dan dingin.
contoh lain ialah ayat yang turun dalam perang Tabuk. Pernah tabuk itu terjadi pada musim panas yang berat sekali, seperti dinyatakan dalam Qur`an .
Sedang yang turun dimusim dingin
mereka contohkan dengan ayat-ayat yang mengenai ` tuduhan bohong` yang terdapat
dalam surat an-Nur ;`Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu
adalah dari segolongan kamu juga. Sampai dengan ` bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.` ( an-Nur
: 11-26 )
dalam hadis sahih dari Aisyah r.a : Ayat-ayat itu turun pada hari yang dingin`. Contoh laibn adalah ayat-ayat yang turun mengenai perang Khandaq, dari surah al-Ahzab ayat-ayat itu turun pada hari yang amat dingin.
dalam hadis sahih dari Aisyah r.a : Ayat-ayat itu turun pada hari yang dingin`. Contoh laibn adalah ayat-ayat yang turun mengenai perang Khandaq, dari surah al-Ahzab ayat-ayat itu turun pada hari yang amat dingin.
Diriwayatkan oleh Baihaqi dlam Dala`ilun Nubuwah, dari
Huzaifah yang menyatakan : ` Oranorang meninggalkan Rasulullah SAW pada malam
peristiwa Ahzab, kecuali dua belas orang lelaki. Lalu Rasulullah SAW datang
kepadaku, dan berkata : ` bangkit dan berangkatlah ke medan perang Ahzab !`.
aku menjawab : ` Ya Rasulullah demi yang mengutus engkau dengan sebenarnya, aku
mematuhi engkau karena malu, sebab hari dingin sekali,` lalu turun wahyu Allah;
`Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika
datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan
dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya . Dan adalah Allah Maha Melihat akan
apa yang kamu kerjakan.` ( al-Ahzab : 9 ).
- Yang turun diwaktu menetap dan yang turun di waktu perjalanan.
Diriwayatkan oleh Ahmad melalui Sauban, bahwa ayat
tersebut turun ketika Rasulullah SAW dlam salah satu perjalanan. Juga awal
surah al-Hajj. Tirmizi dan Hakim meriwayatkan melalui `imran bin Husain yang
mengatakan : ` ketika turub kepada Nabi ayat : `Hai manusia, bertakwalah
kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian
yang sangat besar . pada hari kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua
wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala
wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal
sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.`
( al-Hajj : 1-2 ).
Ayat ini diturunkan kepada Nabi sewaktu dala
perjalanan, begitu juga surah al-Fath. Diriwayatkan oleh Hakim dan yang lain,
melalui Al-Miswar bin Makhramah dan Marwn bin Al-Hakam, keduanya berkata : `
Surah al-Fath dari awal sampai akhir, turun diantara mekkah dan madinah
mengenai soal Hudaibiyah.
Pengetahuan tentang makki dan madani banyak faedahnya diantaranya:
- Pertama
Untuk
dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Qur`an, sebab pengetahuan
mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan
menmafsirkannya dengan tafsiran yang benar. Sekalipun yangmenjadi pegangan
adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu
seorang penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang mansukh,
bila diantara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang kemudian
tentu merupakan nasikh yang tedahulu.
- Kedua
Meresapi
gaya bahasa Quran dan memanfaatkannya dalam metode dakwah menuju jalan Allah.
Sebab setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri.
Memperhatikan apa yang dikehendaki oleh situasi
merupakan arti peling khusus dalam
retorika.
Karakteristik
gaya bahasa makki dan madani dalam Quran pun memberikan kepada orang yang
mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah yang
sesuai dengan kejiwaan lawan berbicara dan
menguasai pikiran dan perasaaannya serta menguasai apa yang ada dalam dirinya
dengan penuh kebijaksanaan.
Setiap
tahapan dakwah mempunyai topik dan pola penyampaian tersendiri. Pola
penyampaian itu berbeda-beda. Sesuai dengan perbedaan tata cara, keyakinan dan
kondisi lingkungan. Hal yang demikian nampak jelas dalam berbagai cara Qur`an
menyeru berbagai golongan; orang yang beriman, yang musyrik, yang munafik dan
ahli kitab.
- Ketiga
Mengetahui
sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Qur`an. Sebab turunnya wahyu kepada
Rasulullah SAW sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik
dalam periode mekkah maupun madinah. Sejak permulaan turun wahyu hingga ayat
terakhir diturunkan. Qur`an adalah sumber pokok bagi peri hidup Rasulullah SAW,
peri hidup beliau yang diriwayatka ahlli sejarah harus sesuai denga Quran; dan
Qur`an pun memberikan kata putus terhadapa perbedaan riwayat yang mereka
riwayatkan.
- Keempat
Pengetahuan
tentang Makki dan Madani serta Perbedaannya.
Untuk
mengetahui dan menentukan makki dan madani para ulama bersandar pada dua cara
utama : sima`i naqli ( pendengaran seperti apa adanya ) dan qiyasi ijtihadi (
kias hasil ijtihad ). Cara pertama didasrkan pada riwayat sahih dari para
sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu. Atau dari para
tabi`in yag menerima dan mendengar dari para sahabat sebagaiamana, dimana dan
peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu. Sebagian bear penentuan
makki dan madani itu didasarkan pada cara pertama. Dan cotoh-contoh diatas
adalah bukti paling baik baginya. Penjelasan tentang penentuan tersebut telah
memenuhi kitab-kitab tafsir bil ma`tsur. Kitab asbabun Nuzul dan pembahasan-pembahasan
mengenai ilmu-ilmu Qur`an. Namun demikian tentang hal tersebut tudak terdapat
keterangan sedikit pun dari Rasulullah, karena ia tidak termasuk suatu
kewajiban , kecuali dalam batas yang dapat membedakan mana yang nasikh dan mana
yang mansukh. Qadi Abu bakar Ibnut Tayyib al-Baqalani dalam al-Intisaar
menegaskan : ` pengetahuan tentang makki dan madani itu mengacu pada hafalan
para sahabat dan tabi`in. tidak ada suatu keteranganpun yang datang dari
Rasulullah SAW mengenai hal itu, sebab ia tidak diperintahkan untuk itu, dan
Allah tidak menjadikan ilmu pengetahuan mengenai hal itu sebagai kewajiban
umat. Bahkan sekalipun sebagian pengetahuan dan pengetahuan mengenai sejarah
nasikh dan mansukh itu wajib bagi ahli ilmu. Tetapi pengetahuan tersebut tidak
harus di peroleh melalui nash dari Rasulullah SAW`.
Cara qiysi
ijtihadi didasarkan pada ciri-ciri makki dan madani. Apa bila dalam surah makki
terdapat suatu ayat yang mengandung ayat madani atau mengandung persitiwa
madani, maka dikatakan bahwa ayat itu madani. Dan sebaliknya. Bila dalam satu
surah terdapat ciri-ciri makki, maka surah itu dinamakan surah makki. Juga
sebaliknya. Inilah yang disebut qiyas ijtihadi.
Oleh karena
itu para ahli mengatakan ;` Setiap surah yang didalamnya mengandung kewajiban
atau ketentuan, surah itu adalah madani. Dan begitu seterusnya.` . ja`bari
mengatakan: ` Untuk mengetahui makki dan madani ada dua cara : sima`i (
pendengaran ) dan qiyasi ( kias )` sudah tentu sima`i pegangannya berita
pendengaran, sedang qiyasi berpegang pada penalaran, baik berita pendengaran
atau penalaran keduanya merupakan metode pengetahuan yang valid dan metode
penelitian ilmiah.
- Kelima
Perbedaan
Makki dan Madani.
Untuk
membedakan makki dan madani, para ulama mempunyai tiga cara pandangan yang
masing-masing mempunyai dasarnya sendiri.
- Pertama:
Dari segi
waktu turunnya. Makki adalah
yang diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan dimekkah. Madani adalah yang
turun sesudah hijrah meskipun bukan di madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah
sekalipun dimekkah atau Arafah. Adalah madani seperti yang diturunkan pada
tahun penaklukan kota makkah misalnya firman Allah: `Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak` ( an-Nisa` : 58 ).
Ayat ini
diturunkan di mekkah dalam ka`bah pada tahun penaklukan mekkah. Atau yang
diturunkan pada haji Wada`, seperti firman Allah : Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.` ( al-Maidah : 3 ).10
Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut. Karena ia lenih memberikan kepastian dan konsisten.
Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut. Karena ia lenih memberikan kepastian dan konsisten.
- Kedua :
Dari segi
tempat turunnya. Makki adalah yang turun di mekkah dan sekitarnya. Seperti
Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madani ialah yang turun di madinah dan
sekitarnya. Seperti Uhud, Quba` dan Sil`. Pendapat ini mengakibatkn tidak
adanya pembagian secar konkrit yang mendua. Sebab yang turun dalam perjalanan,
di Tabukh atau di Baitul Maqdis tidak termasuk kedalam salah satu bagiannya, 11
sehingga ia tidak dinamakan makki ataupun madani. Juga mengakibatkan bahwa yang
diturunkan dimakkah sesudah hijrah disebut makki.
- Ketiga :
Dari segi
sasarannya. Makki adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk mekkah dan
madani ditujukan kepada penduduk madinah. Berdasrkan pendapat ini, para
pendukungnya menyatakan bahwa ayat Qur`an yang mengandung seruan yaa ayyuhannas
( wahai manusia ) adalah makki, sedang ayat yang mengandung seruan yaa ayyu
halladziina aamanuu ( wahai orang-orang yang beriman ) adalah madani.
Namun
melalui pengamatan cermat, nampak bagi kita bahwa kebanyakan surah Qur`an tidak
selalu dibuka dengan salah satu seruan itu, dan ketentuan demikianpun tidak
konsisten. Misalnya surah baqarah itu madani, tetapi didalamnya terdapat ayat :
`Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,`( al-Baqarah : 21 )
`Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.`( al-Baqarah : 168 )
dan surah an-Nisa` itu madani, tetapi permulannya ` yaa ayyuhan nas,` surah al-Hajj, makki tetapi didalamnya terdapat juga :
`Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.` ( al-Hajj : 77 )
Al-Quran Al-Karim adalah seruan ilahi terhadap semua mahluk. Ia dapat saja menyeru kepada orang yang beriman dengan sifat, nama atau jenisnya. Begitu pula orang yang tidak beriman dapat dperintah untuk beribadah, sebagaiman orang yang beriman diperintahkan konsisten dan manambah ibadanya.
`Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,`( al-Baqarah : 21 )
`Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.`( al-Baqarah : 168 )
dan surah an-Nisa` itu madani, tetapi permulannya ` yaa ayyuhan nas,` surah al-Hajj, makki tetapi didalamnya terdapat juga :
`Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.` ( al-Hajj : 77 )
Al-Quran Al-Karim adalah seruan ilahi terhadap semua mahluk. Ia dapat saja menyeru kepada orang yang beriman dengan sifat, nama atau jenisnya. Begitu pula orang yang tidak beriman dapat dperintah untuk beribadah, sebagaiman orang yang beriman diperintahkan konsisten dan manambah ibadanya.
- Keenam
Ciri-ciri
khas Makki dan Madani.
Para ulama telag meneliti surah-surah makki dam madani; dan menyimpulkan beberapa ketentuan analogis bagi keduanya, yang menerangkan ciri-ciri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang dibicarakannya. Dari situ mereka dapat menghasilkan kaidah-kaidah dengan ciri-ciri tersebut.
Para ulama telag meneliti surah-surah makki dam madani; dan menyimpulkan beberapa ketentuan analogis bagi keduanya, yang menerangkan ciri-ciri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang dibicarakannya. Dari situ mereka dapat menghasilkan kaidah-kaidah dengan ciri-ciri tersebut.
- Ketentuan Makki dan Ciri khas Temanya .
Setiap surah
yang didalamnya mengandung `sajdah` maka surah itu makki.
Setiap surah
yang mengandung lafal ` kalla` berarti makki. Lafal ini hanya terdapat dalam
separuh terakhir dari Qur`an dan di sebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali
dalam lima belas surah.
Setiap surah
yang mengandung yaa ayyuhan naas dan tidak mengandung yaa ayyuhal ladzinaa
amanuu, berarti makki. Kecuali surah al-Hajj yang pada akhir demikian sebagian surah
terdapat ayat yaa ayyuhal ladziina amanuur ka`u wasjudu. Namaun besar ulama berpendapat
bahwa ayat tersebut adalah makki.
Setiap surah
yang menngandung kisah para nabi umat terdahulu adalah makki, kecuali surah
baqarah.
setiap surah
yang mengandung kisah Adam dan iblis adalah makki, kecuali surat baqarah.
setiap surah
yang dibuka dengan huruf-huruf singkatan seperti alif lam mim, alif lam ra, ha
mim dll, adalah makki. Kecuali surah baqarah dan ali-imran, sedang surah Ra`ad
masih diperselisihkan.
- Dari segi ciri tema dan gaya bahasa dapatlah diringkas sebagai berikut :
Ajakan kepada
tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah,
kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan
siksanya, surga dan nikmatnya, argumentasi dengan orang musyrik dengan
menggunkan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniah.
Peletakan
dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan ahlak mulia yang menjadi dasar
terbentuknya suatu masyarakat, dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam
penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara dzalim. Penguburan
hidup-hidup bayi perempuan dn tradisi buruk lainnya.
Menyebutkan
kisah para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelaran bagi mereka sehingga
megetahui nasib orang yang mendustakan sebelum mereka, dan sebagai hiburan buat
Rasulullah SAW sehingga ia tabah dalam mengadapi gangguan dari mereka dan yakin
akan menang.
Suku katanya
pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataannya
singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat keras. Menggetarkan
hati, dan maknanya pun meyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti
surah-surah yang pendek-pendek . dan perkecualiannya hanya sedikit.
- Ketentuan Madani dan Ciri Khas Temanya
Setiap surah
yang berisi kewajiban atai had ( sanksi ) adalah madani.
Setiap surah
yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik adalah madani, kecuali surah al-ankabut
adalah makki.
Setiap surah
yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab adalah madani.
- Dari segi ciri khas, tema dan gaya bahasa dapatlah diringkaskan sebagai berikut :
Menjelaskan
ibadah, muamalah, had, kekluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan
internasiaonal baik diwaktu damai maupun perang, kaidah hukum dan masalah
perundang-undangan.
Seruan terhadap ahli kitab, dari kalangan yahudi dn
nasrani. Dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai
penyimpangan mereka, terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap
kebenaran, dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena
rasa dengki diantara sesama mereka.
Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisi
kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
Suku kata
dan ayat-ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan
syariat serta menjelaskan tujuan dan sasarannya.
Berdasarkan penjelasan di
atas, maka dapat kita simpulkan, Makiyyah adalah semua surat yang dinuzulkan di
wilayah Mekah dan sekitarnya, seperti, Mina, Arafah, al-Hudaibiyyah dan
lain-lain. Sedangkan Madaniyyah adalah semua surat atau ayat yang dinuzulkan di
wilayah Madinah dan sekitarnya, seperti Badar, Uhud dan lain-lain. Dari segi
waktu turunnya. Makki adalah
yang diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan dimekkah. Madani adalah yang
turun sesudah hijrah meskipun bukan di madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah
sekalipun dimekkah atau Arafah. Adalah madani seperti yang diturunkan pada
tahun penaklukan kota makkah. Dan setiap surah yang didalamnya mengandung kewajiban atau
ketentuan, surah itu adalah madani.
[1] . demikian
menurut Al-Jahidz. Hal yang sama diuraikan juga oleh Sayuthi dalam Al-Itqan,
Jilid I, hal. 86.
[2] . Dalam
pada itu, ada ulama yang memberikan rumusan al-Maki dan al-Madani didasarkan
pada empat teori. Pertama, teori geografis (mulâhazhah makân
nuzûlih), yaitu teori yang berorientasi kepada tempat nuzul ayat. Kedua,
teori subjektif (mulâhazhah mukhathâbina fi nuzûlih), yaitu
teori yang berorientasi pada subjek siapa yang diseur dalam ayat itu. Ketiga,
teori historis (mulâhazhah zamân nuzûlih), yaitu teori yang
berorientasi pada sejarah waktu nuzul Alquran. Jadi, standar teori ini adalah
waktu hijrah Nabi. Keempat, teori analisis isi (mulâhazhah mâ
tadhammanat al-sûrah), yaitu teori yang berorientasi pada isi surat atau
ayat bersangkutan. Lihat, Abdu Jalal, Ulumul Quran (Cet. ke-1; Surabaya:
Dunia Ilmu, 1998), hlm. 78-76.
0 komentar:
Post a Comment