BAB
|
JUMLAH HADIST
|
HADIST KE
|
1. Bab
Seseorang ditanya mengenai Ilmu Pengetahuan
2. Bab orang
yang mengeraskan suaranya mengenai Ilmu Pengetahuan
3. Bab
mengenai beragamnya kata-kata yang dipergunakan oleh para perawi dalam
menyampaikan konsep “meriwayatkan”
4. Bab
perihal Imam memberikan sesuatu masalah kepada para sahabatnya untuk menguji
Ilmu pengetahuan yang ada pada mereka
5.Bab
keterangan tentang Ilmu pengetahuan dan firman Allah
6. Bab
keterangan tentang perpindahan (buku-buku Ilmu pengetahuan) dari tangan ke
tangan, dan penulisan Ilmu pengetahuan oleh ahli-ahli Ilmu pengetahuan ke berbagai negri
7. Bab orang
yang duduk di tempat terakhir
8. Bab sabda
Nabi saw.: Seringkali orang yang diberitahu sesungguhnya keterangan itu lebih
dapat mengingat-ingat daripada orang yang mendengarkannya sendiri
9. Bab Ilmu
itu wajib dituntut sebelum mengucapkan dan sebelum beramal
10. Bab apa
yang dilakukan oleh Nabi saw. Tentang memberi sela-sela waktu(yakni tidak
setiap hari) dalam menasehati dan mengajarkan Ilmu agar orang-orang itu tidak
lari sebab merasa bosan
11. Bab orang
yang memberikan hari-hari tertentu untuk para ahli Ilmu pengetahuan
12. Bab
barangsiapa yang dikehendaki Allah dalam kebaikan maka Allah menjadikannya pandai
agama
13. Bab
pemahaman dalam hal ilmu pengetahuan
14. Bab
berkeinginan besar untuk menjadi seperti orang yang mempunyai ilmu
pengetahuan
15. Bab
mengenai apa yang disebutkan perihal bepergian Nabi Musa as. Dilautan
16. Bab
tentang sabda Nabi saw.: “wahai Allah, ajarkan Al-Qur’an kepadanya
17. Bab
kapankah bolehnya anak kecil mendengarkan pengajian
18. Bab
keutamaan orang yang berilmu dan mengajarkan ilmu kepada orang lain
19. Bab
diangkatnya Ilmu dan munculnya kebodohan
20. Bab
keutamaan ilmu
21. Bab
memberikan fatwa-fatwa agama ketika memiliki seekor binatang atau berdiri di
atas apa saja
22. Bab orang
yang menjawab fatwa dengan isyarat tangan dan kepala
23. Bab
anjuran Nabi saw. Kepada tamu Abdul Qais supaya memelihara keimanan dan ilmu,
dan memberitahukan kepada orang-orang yang ada dibelakang mereka
24. Bab
mengadakan perjalanan untuk mencari jawaban terhadap suatu masalah yang
benar-benar terjadi di dalam mengajarkan kepada keluarganya
25. Bab saling
bergantian dalam menuntut ilmu
26. Bab marah
dalam memberi nasihat atau mengajar, ketika melihat sesuatu yang dibencinya
27. Bab orang
yang berjongkok di atas kedua lututnya di muka imamnya atau orang yang member
keterangan
28. Bab
pengulangan pembicaraan seseorang tiga kali dengan maksud orang lain mengerti
29. Bab
seorang lelaki mengajarkan pada hamba sahayanya perempuan dan pada
keluarganya
30. Bab imam
memberi nasihat kepada kaum wanita dan mengajarkan kepada mereka
31. Bab loba
terhadap hadits
32. Bab
bagaimana dicabutnya ilmu agama
33. Bab apakah
untuk kaum wanita perlu diberikan giliran hari yang tersendiri dalam
mengajarkan ilmu pengetahuan agama
34. Bab orang
yang mendengarkan sesuatu lalu mengulanginya
35. Bab orang
yang hadir (dalam pertemuan keagamaan) mempunyai kewajiban untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan (yang diperolehnya)
kepada orang yang tidak hadir
36. Bab
dosanya orang yang berdusta atas nabi saw
37. Bab
menuliskan ilmu pengetahuan
38. Bab ilmu
dan peringatan (pengajian) di waktu malam
39. Bab
berbicara di waktu malam mengenai ilmu
40. Bab
menghafalkan ilmu
41. Bab
mendengarkan keterangan ulama
42. Bab apa
yang disunnahkan untuk seorang alim apabila ditanya: supaya menyerahkan soal
ilmu kepandaian itu kepada Allah
43. Bab orang
yang bertanya sambil berdiri kepada seorang alim sambil duduk
44. Bab
bertanya dan memberi fatwa ketika melontar jumrah
45. Bab orang
yang mengkhususkan untuk diberi ilmu kepada suatu kaum dan tidak kepada kaum
yang lain sebab yang dikhawatirkan kaum yang kedua ini tidak dapat
memahami ilmu itu
46. Bab malu
dalam menuntut ilmu
47. Bab
pertanyaan tentang ruh dan firman Allah Ta’ala: “Dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit.”(Al Isra’:85)
48. Bab orang
yang meninggalkan sebagian ikhtiar
49. Bab orang
yang malu bertanya lalu menyuruh orang lain untuk menanyakan
50. Bab
menyebutkan ilmu dan fatwa di dalam masjid
51. Bab orang
yang menjawab di penanya lebih dari ditanyakan.
|
1
1
1
1
1
2
3
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
3
1
3
1
1
1
2
2
1
2
5
4
1
2
4
1
1
1
3
2
1
1
1
1
1
1
|
58-134
|
(Hadits Pertama: 58)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ
قَالَ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ ح وحَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ قَالَ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ حَدَّثَنِي
هِلَالُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ
الْقَوْمَ جَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ فَمَضَى رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ سَمِعَ مَا
قَالَ فَكَرِهَ مَا قَالَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ لَمْ يَسْمَعْ حَتَّى إِذَا
قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ أَيْنَ أُرَاهُ السَّائِلُ عَنْ السَّاعَةِ قَالَ هَا أَنَا
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ
فَانْتَظِرْ السَّاعَة
Artinya: Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:” Ketika Rasulullah saw.
Di suatu majlis sedang berbicara dengan suatu kaum, datanglah seorang kampong
dan berkata: “kapankah kiamat itu?”Rasulullah saw. Terus berbicara, lalu
sebagian kaum berkata: “beliau mendengar apa yang dikatakan olehnya, namun
beliau benci terhadap apa yang dikatakan itu.” Dan sebagian dari mereka
berkata: “namun beliau tidak mendengarnya.” Sampai ketika beliau selesai َberbicara maka beliau bersabda: “ Di manakah gerangan orang yang
bertanya tentang kiamat?” Ia berkata: “Hai saya wahai Rasulullah”. Beliau
bersabda: “apabila amanat itu disia-siakan maka nantikanlah kiamat.” Ia
berkata: “bagaimana menyia-nyiakannya?” beliau bersabda:”Apabila perkara (urusan)
diserahkan kepada selain ahlinya, maka nantikanlah kiamat.
(Hadits Terakhir: 134)
حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ نَافِعٍ
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ
الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَهُ مَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ فَقَالَ لَا
يَلْبَسُ الْقَمِيصَ وَلَا الْعِمَامَةَ وَلَا السَّرَاوِيلَ وَلَا الْبُرْنُسَ
وَلَا ثَوْبًا مَسَّهُ الْوَرْسُ أَوْ الزَّعْفَرَانُ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ
النَّعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ الْخُفَّيْنِ وَلْيَقْطَعْهُمَا حَتَّى يَكُونَا
تَحْتَ الْكَعْبَيْنِ
Artinya: Dari Ibnu Umar dari Nabi saw. Bahwasannya seseorang bertanya
kepada Nabi saw., apakah yang dipakai oleh orang yang ihram?”Beliau bersabda:
“Ia tidak boleh mengenakan baju kurung, serban, jubah berpeci, dan kain yang
dicelup wanter atau za’faran. Jika ia tidak menemukan sandal, maka hendaklah
mengenakan telumpuh dan agar dipotong sampai dibawah mata kaki.
0 komentar:
Post a Comment