Santa Mars

Laki-laki, 18 tahun

Malang, Indonesia

Banggalah pada dirimu sendiri, Meski ada yang tak Menyukai. Kadang mereka membenci karena Mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.
::
Start
Windows 8 SM Versi 3
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Monday 10 June 2013

Berbicara Saat Khotib Berkhotbah, Boleh kah?

Hadis Tentang larangan Berbicara Saat Khotib  Berkhotbah 

حَدِيْثُ أَبِيْ هُرَيْرَةَ , أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ: إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ , وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ, فَقَدْ لَغَْوتَ
Artinya:
          Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah Sabda : jika anda memperingatkan kawan anda walau hanya dengan kalimat : Ansihit ( dengarkanlah, perhatikanlah) ketika imam sedang berkhutbah, maka sungguh anda telah berbuat laghu( sia-sia). ( H. R. Bukhari Muslim). Kala laghu dalam hadis ini maksudnya, tidak mendapat pahala yan istimewa dalam shalat jum’at[5]
رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: إِنَّ طَوْلَ صَلاَةِ الرَّجُلُ وَقَصْرِ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فَقْهِهِ فَأَطِيْلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرِ الْخُطْبَةَ, وَإِنَّ مِنَ الْبَيَانِ سِحْرًا  ) رواه مسلم واحمد)
Artinya:
Sesungguhnya panjangnya shalat seseorang dan pendeknya khutbahnya menunjukkan kedalaman pengertiannya dalam agamanya. Karena itu panjangkanlan shalat dan pendekkanlah khutbah, sesungguhnya sebagian keterangan dapat memperdayakan orang. (H. R. Thabrani dan Ahmad).[6]
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ اْلوُضُوْءَ, ثُمَّ اَتَى الْجُمُعَةَ فَدَنَا وَاسْتَمَعَ وَاَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَابَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍٍ, وَمَنْ مَسَّ الْحَصَا فَقَدْ لَغَا(رواه الترمذي ومسلم )
Artinya:
Dari Abu Huraiah bahwasanya nabi Saw.  Bersabda” barang siapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian ia mengadiri shalat jum,at, ia mendekat pada imam dan mendengarkan khutbah serta bersikap tenang diwaktu itu akan diampunkann  dosa-dosanya yang terjadi pada jum,at itu hingga pada jum’at berikutnya ditambah 3hari dan barang siapa yang mengusap batu- batu kecil, maka ia telah berbuat dosa.( H. R. Turmuzi dan Muslim)[7]
                                                                        عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَّ قَالَ إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصَتَ وَاْلإِماَمُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ (رواه الخمسة)
Artinya:
Dari Abu Hurairah R.A. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda “ Jika sekiranya engkau berkata pada kawanmu di hari jum,at ;” diamlah engkau” waktu imam sedang berkhutbah, maka engkau telah berdosa” (H. R. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Nasai).
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا, عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْضُرُ الْجُمُعَةِ ثَلاَ ثَةُ نَفَرٍ, رَجُلٌ حَضَرَ هَا يَلْغُوْ وَهُوَ حَظُّهُ مِنْهَا.......(رواه ابو دود وإبن خزيمة في صحيحه)
Artinya:
Dari Abdullah ibnu Umar bahwasanya Nabi Saw. bersabda ” yang menghadiri shalat jum’at ada 3 orang, seorang menghadirnya untuk bermain-main maka baginya hanya main- main....
وَرَجُلٌ حَضَرَهَا بِإِنْصَاتٍ وَسُكُوْتٍ وَلَمْ يَتَخَطَّ وَزِيَادَةِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ, وَذَالِكَ  بِقَوْلِ اللهِ تَعَالَى " مَنْ جآءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثاَلِهِا
Artinya:
Seseorang yang menghadirinya dengan tenang dan mendengarkan, ia tak melangkahi leher seorang muslim dan ia tidak menyakiti seseorangpun, maka sifatnya itu akan menghapuskan dosa- dosanya mulai jum’at itu hingga  jum’at yang akan datang dan ditambah 3 hari, firman Allah Swt. “ man jaa- bilhasanati falahu a’ yru amstaliha/ barang siapa yang berbuat suatu kebaikan maka baginya diberi 10 kali lipat sepertinya ( H. R. Abu Daud dan Ibnu  Khuzaimah). [8]
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ ثَعْلَبَةَ بْنِ أَبِيْ مَالِكٍ اَلْقُرَظِيِّ اَنَّهُ اَخْبَرَهُ اَنَّهُمْ كَانُوْا فِيْ زَمَانِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ يُصَلُّوْنَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ حَتىَّ يَخْرُجُ عُمَرُ, فَاِذَا خَرَجَ عُمَرُ وَجَلَسَ عَلَى المِْنْبَرِ وَاَذَّنَ اْلمُؤَذِّنُوْنَ, قَالَ ثَعْلَبَةَ: جَلَسْناَ نَتَحَدَّثُ, فَاِذَا سَكَتَ الْمُؤَذِّنُوْنَ وَقَامَ عُمَرُ يَخْطُبُ اَنْصَتْنَا فَلَمْ يَتَكَلَّمْ مِنَّا اَحَدٌ, قَالَ ابْنُ شِهَابٍ . فَخُرُوْجُ اْلإِمَامِ يَقْطَعُ الصَّلاَةَ وَكَلاَمُهُ يَقْطَعُ الْكَلاَمَ.
Artinya:
Bersumber dari Ibnu Syihab, dari Tsa’labah bin Abi Malik al- Quraidhiy, beliau menceritakan bahwa pada zaman Umar bin Khatab kaum muslimin melakukan shalat jum’at, sampai keluar (datang) Umar. Ketika Umar keluar, duduk diatas mimbar dan meadzin adzan ( kata Tsa’labah) kami duduk berbincang- bincang  apabila muadzin telah berhenti dan Umar memulai khutbahnya, kami diam mendengarkan, tak seorangpun diantara kami yang berbicara. Kata Ibnu Syihab: “ jadi keluarnya imam itu menghentikan shalatt dan bicaranya menggantikan semua pembicaraan.[9]
عَنْ مَالِكِ بْنِ أَبِيْ عَامِرٍ, إِنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانٍ كَانَ يَقُوْلُ فِيْ خُطْبَتِهِ , فَلَما يدع ذالك اذا خطب: اذا قام الإمام يخطب يوم الجمعة, فاستمعوا وانصتوا , فان للمنصت الذي لايسمع من الحظ, مثل ماللمنصت السامع
Artinya:
Bersumber dari Malik bin Abi Amir, bahwa Ustman bin Affan prnah dalam khutbahnya, perkataan yang jarang beliau tinggalkan ketika berkhutbah. “ Apabila imam telah berdiri berkhutbah pada hari jum’at maka kalian dengarkanlah dan diamlah, karena orang diam yang tidak mendengarkan itu baginya seperti bagian yang diperoleh orang yang diam mengarkan.[10]
عن نافع, ان عبد الله بن عمر راى رجلين يتحدثان والإمام يخطب يوم الجمعة, فحصبهما ان اصمتا.
Artinya:
Bersumber dari nafi, bahwa Abdullah bin Umar melihat dua orang laki- laki bercakap- cakap ketika imam sedang berkhutbah pada hari jum’at beliau melempar mereka dengan kerikil agar diam.
وعن مالك انه بلغه ان رجلا عطس يوم الجمعة والإمام يخطب فشمته انسان الى جنبه, فسأل عن ذالك سعيد بن المسيب, فنهاه عن ذالك وقال: لاتعد. وعن سالك انه سأل ابن شهاب عن الكلام يوم الجمعة اذا نزل الإمام عن المنبر قبل ان يكبر؟ فقال ابن شهاب: لابأس بذلك.
Artinya:
Bersumber dari Malik, sesungguhnya telah sampai kepada beliau bahwa seorang laki- laki bersin pada jum’at ketika beliau sedang berkhutbah, lali orang –orang disebelahnya mendoakannya( dengan ucapan“ yarhamukallah”) Hal itu ditanyakan kepada Said bin al- masayyat, said melarang yang demikkian itu dan berkata”  jangan ulangi. Malik pernah bertanya kepada Ibnu Syihab tentang perbandingan pada hari jum’at ketika turun dari mimbar sebelum bertakbir? Ibnu Syihab menjawab” tidak apa- apa hal itu[11]
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ. قَالَ النَِّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وقفت الملائكة على باب المسجد يكتبون الأول فالأول ومثل المهجر كمثل الذي يهدي بدنه ثم كالذي يهد بقرة ثم كبشا ثم دجاجة ثم بيضة فاذ خرج الإمام طوو صحفهم ويستمعون الذكر............
Artinya:
Dari Abu Hurairah R. A. ia berkata “ nabi Saw. Bersabda jika sudah  tiba hari jum’at, maka para Malaikat sama berdiri dipintu masjid sambil mencatat orang yang datang dahulu, lalu yang dahulu pula sesudah itu, perumpamaan orang yang datang pada waktu yang awal sekali, maka ia seolah- olah mengorbankan unta, kemudian seperti  kambing kibas, kemudian seperti mengorbankan ayam dan selanjutnya seperti mengorbankan sebutir telur. Kemudian imam keluar, para malaikat itu sama melipat bukti- bukti catatannya dan mendengarkan dzikir ( yakini  khutbah imam”.[12]
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا قُلْتَ  لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ اَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ
Artinya:
Dari Abu Hurairah R. A. bahwasanya Rasulullah Saw. Bersabda: “ Apabila kamu mengatakan:” Dengarkanlah kepada temanmu” pada hal imam sedang berkhutbah maka telah terhapus ( pahalanya= pen)[13]
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ اَتَى الْجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وَاَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَابَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلاَ ثَةِ اَيَّامٍٍ . وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغاَ (رواه مسلم)
ِArtinya:
Dari Abu Hurairah R. A. barang siapa berwudu lalu ia menyempurnakan wudhunya kemudian ia menghadiri jum’atan, maka ia mendengarkan dan diam , niscaya Allah Swt. Akan mengampuni dosa- dosanya yang di lakukannya antaraa dua jum’at dan ditambah 3 hari sesudahnya. Dan barang siapa melempar batu kerikil, maka sia- sialah jum’atannya.[14]
Maksudnya sia- sia adalah tidak akan mendapat keutamaan hri jum’at dengan demikian ia hanya mendapatkan pahala seperti shalat zhuhur buka pahala jum’at. Pada zaman nabi Saw. Lantai masjid Nabawi berupa batu- batu kecil yang biasa dipakai melontar jumlah, tidak ada karpet dan juga pasir, barang siapa yang memainkan batu- batu tersebut berartii ia sudah berbuat sia- sia. Mislanya mengusap usapnya dan lain- lain. Maksudnya ia melakukan sesuatu yang dapat mengalihkan perhatiannya dari khutbah karena mendengarkan khutbah jum’at hukumnya wajib. Oleh karenanya, Rasulullah Saw. Bersabda.
اَلَّذِيْ يَتَكَلَّمُ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ كَمِثْلِ الْحِمَارِ يَحْمَلُ اَسْفَارَ

Artinya:
Orang yang berbicara ketika imam sedang berkhutbah, sama seperti keledai yang sedang mengangkut kitab- kitab.
Maksudnya keledai yang sedang mengangkat kitab- kitab, namun kitab- kitab tersebut tidak bermanfaat untuknya sedikitpun. Adapun orang yang berkata- kata kepada temannya, “ diamlah kamu” ! maka dia tidak akan mendapatkan jum’at . maksudnya pahala jum’at.[15]
عَنْ سَلْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ , وَيَتَطَهَّرُ مَا سْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ, وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ , اَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ , ثُمَّ يَخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اْلإِثْنَيْنِ , ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ, ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ اْللإِمَامُ, اِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْن الْجُمُعَةِ اْلأُخْرَى( رواه البخارى)
Artinya:
 Dari Salman R. A. ia berkata : Rasulullah Saw. Bersabda “ Apabila seseporang mandi dihari jum’at, bersuci sekemampuannya untuk bersuci kemudian meminyaki rambutnya, memakai wangi- wangian yanng lain dimiliikinya dirumahnya, kemudian pergi( menuju mesjid) dan tidak memisahkan antara dua orang. Kemudia shalat sekemampuannya, lalu diam tidak berbicara ketika imam berkhutbah, maka dosanya akan diampuni dari jum’at tersebut ke- jum’at berikutnya. ( H. R. Bukhari) sebagaimana dikutip dari shahih al- Bukhari  hadits, no 883.[16]




                      
           


[1] . Muhammad Yusuf Khair, Peran Media Informasi Islam, ( Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 1996), cet. II, h. 44.
[2] . Ibid, h. 44- 45.
[3] . Ibid, h. 45.
[4] . Ibid, h. 45-46.
[5] .  Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al- lu’lu’ wal Marjan Himpunan Hadist Shahih yang disepakati Oleh Bukhari dan Muslim , diterjemahkan oleh  Salim Bahreisy, ( Surabaya: PT. Bina Ilmu, t. th), jilid. 1, h. 254.
[6] .  Syeh Mansur Ali Hanif  Al- Husaini, At- Taaj al- Jami’ lil Ushul fii ahaadiitsir- rasuli, ( Semarang: Cv. As- Syifa, t.th.), h. 454.
[7] . Ibid, h. 462.
[8]. Abit Bisri Mushtafa dkk, Al- Muwaththa’ Al- Imam malik R. A., (  Semarang: Cv Asy-syifa, 1992),  h. 465.
[9] . Ibid, h. 140- 141.
[10] . Ibid, h. 141- 142.
[11] . Ibid, h. 142-143
[12] . Ahmad Sunarto dkk. Shahih bukhari , ( Semarang: Asyifa, 1994), h. 28.
[13] . Ibid, h. 31.
[14] . Syeh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin, Syarah Riyadus- Salihin,( Jakarta: dar-rus-sunnah, 2009), cet. II ,  jilid. 3 Bab 210, hal- 888.
[15] . Ibid, h. 888.
[16] . Ibid, h. 890

0 komentar: